Tumbuhan Laut Di Indonesia

Padang Lamun — Habitat Penting Bagi Kehidupan Komunitas Ikan. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat yang menungkinkannya hidup di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang biak, dan mampu melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam.

Padang Lamun Habitat Komunitas Ikan

Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman sampai empat meter. Dalam perairan yang sangat jernih beberapa jenis lamun bahkan ditemukan tumbuh sampai kedalaman 8-15 meter dan 40 meter. Pertumbuhan lamun diduga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti kondisi fisiologis dan metabolisme, serta faktor eksternal; seperti zat-zat hara dan tingkat kesuburan perairan. Lamun di perairan Indonesia terdiri dari tujuh marga. Tiga diantaranya (Enhalus, Thalassia dan Halophila) termasuk suku Hydrocaritaceae, sedangkan empat marga lainnya (Halodule, Cymodoceae, Syringodium, dan Thalassodendron) termasuk suku Pomatogetonaceae.

Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan Indonesia. Penyebaran pandang lamun di Indonesia mencakup perairan Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya. Padang lamun merupakan habitat yang sangat penting bagi komunitas ikan. Selain ikan,  padang lamun juga menjadi ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan penyu hijau, dan dugong karena tumbuhan tersebut merupakan sumber makanan bagi kedua jenis hewan air itu. Tumbuhan laut yang terdapat pula di perairan Indonesia adalah rumput laut. Rumput laut atau alga makro tumbuh di perairan laut yang memiliki substrat keras dan kokoh yang berfungsi sebagai tempat melekat. Tumbuhan rumput laut ini hanya dapat hidup di perairan apabila cukup mendapatkan cahaya. Pada perairan yang jernih, rumput laut dapat tumbuh hingga kedalaman 20-30 meter. Rumput laut memiliki produktivitas yang cukup besar, dan hewan pemangsa langsung rumput laut, relatif  sedikit.

Jenis-jenis rumput laut yang terdapat di Indonesia adalah Euchema, Hypnea, Gracilaria, Gelidium, Sargassum, dan Turbinaria. Jenis Euchema dan Gracilaria sudah dibudidayakan, terutama di Kepulauan Riau, Lampung, Kepulauan Seribu, Bali, Lombok, Flores, Sumba, dan Sulawesi. Rumput laut yang mempunyai nilai ekonomi telah dibudidayakan oleh masyarakat di tempat-tempat yang kondisi arusnya relatif tenang, sehingga produktivitasnya dapat ditingkatkan. Beberapa daerah di Indonesia yang memiliki potensi lahan yang relatif besar untuk pengembangan produksi rumput laut adalah Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTB, NTT, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Rumput laut adalah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, tetapi memiliki zat hijau daun atau krolofil. Sebagian besar hidup di air, baik air tawar maupun air asin. Berdasarkan pigmen fotosintetik yang di miliknya, tumbuhan ini dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu green algae, brown algae, dan red algae. Perairan Indonesia dengan garis pantai sekitar 81.000 km, diyakini memiliki potensi rumput laut yang sangat tinggi tercatat sedikitnya ada 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya 55 jenis yang diketahui mempunyai nilai ekonomi tinggi. Disamping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar dan campuran makanan seperti burger dan lain-lain rumput laut juga sering digunakan sebagai bahan baku industri kosmetik, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, dan insektisida.

Rumput laut banyak dibudidayakan karena permintaan akan tumbuhan ini makin tinggi. Di samping karena kandungan agarnya, juga ada kandungan keragenan yang penggunaannya makin meluas. Sebagai keragenan, rumput laut kering di olah menjadi bentuk tepung untuk diekspor dan sebagian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Keragenan memiliki derajat panas pencairan yang tinggi sehingga mudah dipasarkan di daerah tropis atau di tempat yang tidak mengenal lemari pendingin.



Writer : Alya Nur Fauziah
Rewriter by : Felly Mas Broh
Sumber Foto : semenanjung-senja[dot]blogspot[dot]co[dot]id/2014/07/mengenal-lamun-yang-tumbuh-di-perairan[dot]html?m=0

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Jenis Kuliner Di Cimahi

Cara Menghilangkan Kerutan Di Wajah

Perbedaan Agama Wahyu Dan Bukan Wahyu