Perjanjian Manusia Di Alam Roh

Buku - Perjanjian Manusia Di Alam Roh. Menurut Al Quran sebelum roh manusia ditiupkan ke dalam jasmaninya, Allah telah mengajaknya mengadakan suatu perjanjian. Al Quran mengistilahkan perjanjian ini dengan " Ahdullah ".

Perjanjian Manusia Di Alam Roh
Sebelum Manusia Terlahir, Roh Melakukan Perjanjian Kepada Allah 


Dalam Surat Al A' raf 172- 173 Allah berfirman yang artinya sebagai berikut : " Dan ingatlah tatkala Tuhanmu mengeluarkan anak cucu Adam dari tulang- tulang belakang mereka, dan dia jadikan mereka saksi atas diri- diri mereka. Bukankah aku Tuhan kamu? Mereka berkata: Benar, kami menyaksikan yang demikian itu ( diadakan ) supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat: Sesungguhnya kami lalui dari ini ( tidak kenal padamu ). Atau supaya kamu tidak berkata: yang musyrik itu adalah bapak- bapak kami dari dahulu dan kami adalah anak cucu sesudah mereka. Oleh karena apakah engkau hendak membinasakan kami lantaran apa yang dikerjakan oleh orang- orang yang berbuat kesalahan. (Surat Al A' raf 172- 173).

Ayat tersebut menyatakan:

1. Manusia sewaktu dalam roh sudah mengadakan suatu perjanjian dengan Allah, yaitu janji pengakuan bahwa Allah itu adalah Tuhannya.

2. Waktu itu manusia sudah menyaksikan sifat- sifat ketuhanan. Menurut Ki M. A Mahfudz, ada emapat rasa yang terdapat di dalam rohani manusia sebagai bukti bahwa dia sudah pernah menyaksikan sifat- sifat ketuhanan itu, yaitu :
  • Rasa takut, karena menyaksikan kemahakuasaan dan kemahagagahan Tuhan.
  • Rasa harap, karena menyaksikan sifat rahman dan rahimnya Tuhan.
  • Rasa indah, karena menyaksikan sifat kemahaindahan Tuhan.
  • Rasa ketuhanan ( keagamaan ), karena menyaksikan sifat ketuhanan secara keseluruhan.

3. Sebabnya Tuhan mengadakan perjanjian ini, agar nanti jika dimintai pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan konsekwensi perjanjian tersebut tidak menjawab :
  • Kami belum kenal denganmu.
  • Yang salah itu adalah orang tua kami.
  • Pelaksanaan konsekwensi perjanjian ini akan ditanyakan Tuhan kepada manusia nanti di akhirat.

Setiap perjanjian mempunyai konsekwensi, yaitu hak dan kewajiban dari kedua belah pihak yang berjanji. Tetapi karena perjanjian itu terjadi karena perjanjian manusia dengan Tuhan, maka hak pada manusia dan kewajiban pada Tuhan diganti dengan wewenang, karena Tuhan itu berdiri sendiri tidak terikat dengan sesuatu apapun. Jika ada hak manusia pada manusia dan ada kewajiban Tuhan terhadap manusia, berarti Tuhan ada yang mengikatnya. Adapun wewenang tuhan adalah memberi manusia segala perlengkapan agar dia mampu dan bisa melaksanakan kewajibannya terhadap Tuhan dan wewenang manusia adalah menerima segala pemberian Tuhan itu. Maka pada Tuhan hanya ada hak dan pada manusia hanya ada kewajiban.

Hak Tuhan adalah disembah dan kewajiban manusia adalah menyembah. Menyembah Tuhan berarti mematuhi segala perintahnya dan menghentikan segala larangannya. Jadi konsekwensi perjanjian itu adalah manusia harus mematuhi segala perintah Tuhan dan menghentikan segala larangannya. Dengan ini jelaslah bahwa status manusia adalah sebagai hamba Allah yang harus menyembahnya.

Tetapi setelah manusia lahir ke dunia ini dia telah lupa akan perjanjian tersebut, sebab manusia memang pelupa. Jangankan perjanjian yang terjadi di alam roh ini, waktu dia dilahirkan saja dia sudah lupa. Karena itu Allah mengirimkan pengingatnya, yaitu para Raul. Allah berfirman yang artinya sebagai berikut :

" Maka beri ingatlah, tugasmu adalah untuk memberi ingat itu " ( Surat Al Ghasyiyah 21 ). Kita sudah diperingatkan Rasul itu dengan perantaraan kitab suci dari Allah sendiri.

Komentar

  1. Alhamdulillah, ya benar janji kita adalah menyembah Allah. Saya ingat(diingatkan Allah) ketika di alam ruh, tau kah perjanjian tersebut diadakan? Jwban: sesuai nama /arti surat Al Araf. Gak tanggung2 saksinya(tabir) malaikat hamalat Al arsy dan 2 lainnya. Subhanallah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kebanyakan manusia punya penyakit lupa ya mas pio

      Hapus
    2. Lupa itu kehendak Allah SWT untuk menguji, siapa-siapa yang diberi petunjuk jalan yang lurus atau jalan yang tersesat yang Allah murkai(melampaui batas kedzolimannya). Dan apakah mereka mau beriman/tidak beriman kpd Allah SWT setelah adanya petunjuk? (Al quran). Ingat pun merupakan ujian juga dari Allah SWT.

      Hapus

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Sopan Dan Sesuai Artikel. Jangan Memasukan Link Aktif Dalam Komentar. Untuk Info Lebih Lanjut Kirim Email Anda Ke fellymasbroh@gmail.com

Postingan populer dari blog ini

12 Jenis Kuliner Di Cimahi

Cara Menghilangkan Kerutan Di Wajah

Perbedaan Agama Wahyu Dan Bukan Wahyu