Candi Borobudur
Sejarah—Treasure Of The World Borobudur. Fakta menarik mengenai sejarah pembangunan dan rancangan bangunan Candi Borobudur sebagai salah satu harta karun dunia yang paling berharga.
Diperkirakan pada Abad ke-7 Dinasti Syailendra tiba di tanah Jawa. Dan diduga mereka berasal dari Kerajaan Funan. 6 Abad berikutnya mereka menguasai wilayah Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan, hingga pesisir Sulawesi.
Kemegahan Mahakarya Agung Candi Borobudur
- Diperkirakan pada tahun 760-830 M Raja Samaratungga dari Dinasti Sailendra memerintahkan pembangunan Candi Borobudur.
- Diperkirakan pada tahun 930 M Pusat pemerintahan di Jawa Tengah berpindah ke Timur. Candi Borobudur ditinggalkan dan akhirnya terlupakan.
- Pada Tahun 1814 Letnan Gubernur Jenderal Inggris memerintahkan insinyur Belanda. H. C. Cornelius mengungkapkan keberadaan Borobudur.
- Pada Tahun 1907 Pemerintah kolonial Belanda memerintahkan Theodore van Erp memimpin proyek perbaikan Candi Borobudur.
- Pada Tahun 1975-1983 dilakukan Restorasi terhadap Candi Borobudur.
- Pada Tahun 1991 Badan PBB Unesco memasukan Candi Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Dinasti Pembangunan Candi. Nama Syailendra atau Sailendra pertama kali muncul pada prasasti yang ditemukan di Desa Sojomerto, Batang, Jawa Tengah. Prasasti tak bertahun ini diperkirakan berasal dari pertengahan Abad ke-7 Masehi.
Dinasti Syailendra selama berkuasa membangun banyak Candi, diantaranya Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Ngawen. Candi Borobudur merupkan bangunan Candi terbesar di dunia.
Monumen Buddha Di Taman Jawa. Berdiri Megah di sebuah bukit di Jawa Tengah Candi Borobudur diperkirakan dibangun sekitar tahun 800 M. Saat itu Jawa Tengah dikuasai oleh dinasti Syailendra yang mencapai jaman keemasan antara tahun 750-850 M. Pada masa itu banyak bangunan dan monumen didirikan di Jawa Tengah. Wilayah itu dikenal sangat subur sehingga sering disebut sebagai Taman Pulau Jawa. Bangunan yang berkaitan dengan agama Hindu Siwa banyak didirikan di wilayah pegunungan.
Sedangkan di daerah daratan bangunan Hindu dan Buddha banyak didirikan berdekatan. Ahli sejarah memperkirakan pembangunan Candi Borobudur dimulai setelah tahun 770 M. Masa pembangunan Candi Borobudur diperkirakan memerlukan waktu 100 tahun dan selesai pada saat Raja Samaratungga berkuasa.
Arti Kata Borobudur. Sir Thomas Stamford Raffles berpendapat bahwa Borobudur berarti Buddha yang Agung. Akan tetapi Ahli sejarah J. G. de Casparis berteori, kata Candi Borobudur berasal dari Bhumishambharabuddhara yang terdapat pada prasasti batu bertahun 842 M.
Bhumishambharabuddhara mempunyai arti tempat pemujaan para leluhur. Kitab Negarakartagama yang di tulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Memuat kata Budur yang diartikan sebagai tempat peristirahatan Sang Buddha.
Mahakarya yang Menakjubkan. Sangat luar biasa jika kita membayangkan proses pembangunan Candi Borobudur yang tanpa menggunakan peralatan modern. Lebih dari 50.000 meter kubik batu di ambil dari sungai sekitar lokasi dan di potong-potong sesuai dengan ukuran serta di angkut ke atas bukit. Potongan batu sebanyak lebih dari 2 juta buah tadi disusun sedemikian rupa tanpa menggunakan semen namun terbukti bisa bertahan sampai ribuan tahun.
Rasa takjub akan Candi Borobudur bertambah mengingat terdapat 32 patung singa, 504 buah patung buddha seukuran manusia dan 1460 panel batu berukir. Jika kita hitung panel batu berukir mencapai luas 2500 meter persegi dan apabila di jajarkan mencapai panjang 3 km.
Selain itu Candi Borobudur dilengkapi saluran air yang sempurna sehingga air hujan tidak menggenang di bebatuan Candi. Jelas sekali pembangunan Candi Buddha terbesar di dunia ini membutuhkan banyak sekali pekerja.
Para ahli sejarah memperkirakan desa-desa di sekeliling Dataran Kedu mengirim penduduknya secara bergiliran untuk menyumbangkan tenaga dengan sukarela. Oleh karena itu pembangunannya memerlukan waktu puluhan tahun.
Dijaga Oleh Sang Arsitek. Jika kita berada di puncak Candi Borobudur dan menoreh kearah pegunungan nampak bentuk menyerupai seseorang yang sedang tidur terlentang. Di pegunungan itulah konon sang arsitek Candi Borobudur Gunadharma tidur abadi menjaga Candi Borobudur.
Tidur Selama Seribu Tahun. Selama kurang lebih satu setengah abad , Borobudur menjadi pusat ziarah para umat Buddha, terutama saat dinasti Syailendra berkuasa. Akan tetapi saat prasasti bertahun 928 M tidak diketemukan lagi pembangunan candi di wilayah ini.
Kehebatan dan kebesaran kubudayaan Dataran Kedu seakan hilang ditelan bumi. Para ahli sejarah memperkirakan wilayah ini dilanda bencana alam akibat letusan gunung berapi yang sangat dahsyat dan pusat pemerintahan pulau jawa berpindah ke wilayah Jawa Timur.
Candi Borobudur yang sebagian bangunannya terkubur oleh letusan dari abu gunung merapi mulai terlupakan orang selama ratusan tahun. Lokasi Candi Borobudur mulai ditumbuhi pepohonan dan tidak terawat. Relief di sebagian besar candi tertutup oleh tanah, kemegahan candi menjadi tidak kelihatan lagi.
Akan tetapi hal tersebut melindungi candi dari kerusakan. Tanah dan abu membuat relief candi terhindar dari lumut dan kerak sisa air hujan. Selain itu pepohonan yang tumbuh juga menjaga candi agar lokasi tidak mengalami longsor.
Seolah Candi Borobudur tidur selama seribu tahun bersama pelukan alam menunggu di munculkan kembali untuk memperlihatkan kemegahannya.
Matematika Borobudur. Para ahli menghitung untuk mengangkut batu candi yang beratnya 100 kg per buah ke atas bukit dibutuhkan 500 orang selama 6 tahun. Itu baru dalam hal pengangkutan dan belum menyusunnya secara sistematis menjadi bangunan candi. Pembuatan 504 patung Buddha dan 32 patung singa diperkirakan membutuhkan waktu 5 tahun bila dikerjakan oleh 10 pematung ahli.
Belum lagi pengerjaan panel batu berukir sepanjang 2500 meter persegi. Oleh karena itu para ahli memperkirakan bila dikerjakan oleh beberapa ratus orang setiap hari Candi Borobudur dapat selesai dalam waktu 30 tahun.
Menggambar Selama Empat Tahun. F. C Wilson adalah orang yang pertama kali menggambar Candi Borobudur beserta relief-reliefnya secara detail. Membutuhkan waktu sekitar 4 tahun F. C Wilson untuk menggambar ratusan relief dan gambar arsitektur Candi Borobudur.
Menyelamatkan Candi Borobudur. Cornelius Mencari Candi Borobudur. Saat mengunjungi semarang Gubernur Jendral Raffles mendapatkan informasi tentang keberadaan sebuah monumen raksasa di desa Bumisegoro Magelang.
Dia segera memerintahkan H. C. Cornelius, seorang perwira Belanda yang berpengalaman menelusuri barang antik di Jawa. Tanpa membuang waktu sedikitpun pada tahun 1814 M, Cornelius langaung mengunjungi dan mengadakan penelitian di desa Bumisegoro. Cornelius pada waktu itu melihat suatu bukit yang di tumbuhi pohon-pohon rindang dan semak belukar lebat.
Di sela-sela rimbunan pohon itu terlihat batu-batu berukir, arca-arca yang terlepas, dan batu-batu tersusun rapi, yang merupakan bagian dari sebuah bangunan raksasa. Dengan di bantu dengan 200 orang pekerja lokal, Cornelius mulai membersihkan lokasi penenmuan itu selama kurang lebih 2 bulan lamanya.
Candi Borobudur yang selama ratusan tahun tertimbun mulai kelihatan kembali kemegahannya. Pekerjaan pembersihan dihentikan karena dikhawatirkan akan membuat longsor tanah di sekitar Candi. Cornelius juga membuat gambar-gambar untuk melengkapi laporan penemuan Candi Borobudur tersebut.
Gubernul Jendral Ahli Sejarah Jawa. Thomas Stamford Raffles adalah seorang ilmuwan yang hebat. Minat Raffles terhadap sejarah pulau jawa sangatlah besar. Raffles banyak melakukan perjalanan ke berbagai daerah sambil mengumpulkan berbagai keterangan mengenai sejarah pulau jawa dari pejabat-pejabat yang dia ketemui. Hasil dari perjalanan itu kemudian diterbitkan pada tahun 1817 M dalam sebuah buku yang berjudul History of Java.
Indonesia Memugar Candi Borobudur. Pada tahun 1971 atas prakasa Dr. S. Soekmono, Kepala Dinas Purbakala Republik Indonesia, diadakanlah konfrensi untuk menggalang pemugaran Candi Borobudur. Maka pada bulan Agustus tahun 1973 dimulailah proses pemugaran itu yang didanai oleh pemerintah Indonesia dan di bantu oleh UNESCO. Selama 10 tahun Candi Borobudur ditutup untuk publik. Selama pemugaran tersebut jutaan batu Candi ditata ulang, ratusan ribu batu Candi yang rusak diganti. Saluran pembuangan air diperbaiki dan jamur-jamur batu di bersihkan. Biaya yang dihabiskan selama 10 tahun yaitu mencapai USD 25 Juta. Jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran saat itu. Februari 1983 Candi Borobudur secara resmi dibuka kembali untuk umum. Candi yang didirikan 1000 tahun yang lalu itu tampak megah dan perkasa berdiri pegunungan manoreh. Sejak saat itulah Candi Borobudur menjadi tujuan wisata baik dari dalam dan luar negeri.
Dihadiahkan Pada Raja Sam. Pada tahun 1986 M Raja Sam Chulalongkom berkunjung ke tanah jawa. Saat pulang dia membawa beberapa bagian Candi yang ditemukan disekitaran Borobudur. Saat itu beberapa bagian Candi Borobudur dapat dilihat si Museum Nasional Bangkok.
Van Erp Membangunkan Candi Borobudur Dari Tidurnya. Penyelamatan Candi Borobudur daribkerusakan pertama kali dilakukan oleh pemerintah hindia belanda pada tahun 1907 M. Theodore van Erp seorang insinyur berusia 28 tahun ditugaskan memimpin misi ini. Selama 7 bulan bekerja van Erp menemukan banyak patung dan bagian Candi tertimbin tanah. Misi pemcegahan Candi Borobudur dari keruntuhan ini selesai 3 tahun kemudian.
Rancangan Bangunan Candi Borobudur
Tiga Dunia Borobudur. Candi Borobudur adalah monumen berbentuk punden berundak yang didirikan di atas pondasi berbentuk bujur sangkar. Bangunannya terdiri atas kaki candi, lima tingkat teras persegi, dan tiga tingkat teras melingkar dengan susunan stupa berterawang mengelilingi stupa utama di puncak candi. Rancangan bangunan Candi Borobudur melambangkan tiga dunia ajaran Buddha. Kaki candi melambangkan kamadhatu, dunia tempat manusia masih terikat oleh hawa nafsunya, Lima tingkat teras persegi melambangkan Rupadhatu, dunia tempat manusia telah melepaskan diri dari hawa nafsunya, Tiga teras melingkar merupakan lambang dari dunia tertinggi yaitu Arupadhatu. Pada pencapaian ini manusia disebutkan telah mencapai kesempurnaan.
Foto Candi Borobudur Yang Pertama. Di tajun 1842 seorang yang bernama Munnich ditugaskan untuk membuat foto Candi Borobudur, sayangnya hasil yang di dapat tidak memuaskan. Baru pada tahun 1845 Adolf Schaefer berhasil mengabadikan Candi Borobudur salam foto yang memuaskan.
Pengertian Candi dan Stupa ?
Candi adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat pemujaan. Sementara Stupa adalah bangunan biasanya berbentuk kubah yang menjadi tempat penyimpanan relik atau benda-benda suci agama Buddha. Pada bagian paling atas Candi Borobudur terdapat Stupa raksasa yang dikelilingi oleh 72 buah stupa berukuran lebih kecil. Sebagian orang percaya bahwa Candi Borobudur adalah stupa tempat penyimpanan benda suci peninggalan Buddha.
Dibangun Secara Bertahap. Ahli Arkeolgi memperkirakan Candi Borobudur paling tidak dibangun dalam emapat tahap. Dalam tahapan pertama pembangunan meliputi pembuatan kaki Candi sampai tingkat yang ketiga. Jutaan batu andesit yang diambil dari kali ditata dengan sempurna tanpa menggunakan semen.
Tingkat ke empat sampai dengan bagian teras melingkar diperkirakan dibuat pada tahap kedua. Pada tahap tersebut relief mulai diukirkan di dinding Candi. Stupa pertama dipuncak Candi diperkirakan dibangun pada tahap ketiga. Saat itu juga pada bagian kaki Candi ditambahkan pondasi keliling untuk memperkuat struktur bangunan Candi. Tahap Ke empat pembangunan merupakan tahap penyempurnaan dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi.
Ditutup Agar Makin Kuat. Diperkirakan pada awalnya relief Kamdhatu dibagian kaki candi dari awal telah terbuka. Penutupan bagian bawah candi ini ditujukan untuk memperkuat posisi bangunan candi, yang pernah mengalami runtuh disalah satu sisinya. Untunglah pada tahun 1885 M, secara tidak sengaja bagian yang tersembunyi itu ditemukan oleh W. Ijzerman.
Buddha Di Dunia Sempurna. Dikisahkan Sang Buddha memerintahkan untuk membakar tubuhnya setelah pulang ke nirvana. Para murid diperintahkan untuk menyimpan abu Sang Buddha tersebut di dalam stupa. Ketika para murod bertanya apakah stupa itu, Sang Buddha menelungkupkan mangkoknya ke tanah dan meletakan tongkatnya di atas mangkok tersebut. Perintah itulah yang di pakai sebagai dasar pembuatan stupa berbentuk kubah berpuncak.
Bagian puncak Candi Borobudur terdiri atas tiga tingkat teras melingkar dengan susunan 72 stupa berterawang, terdiri dari 32 stupa di teras melingkar terbawah, 24 stupa di tengah, dan 16 stupa di teras teratas.
Di salam setiap stupa berterawang terdapat patung Buddha dengan sikap Dharmacakra mudra, di tengah teras melingkar, terdapat stupa terbesar dengan diameter 10 m. Wilayah stupa itu melambangkan dunia Arupadhatu, yaitu dunia manusia yang telah mencapai kesempurnaan.
72 Pangeran Dalam Kerangkeng. Di abad ke 19 wilayah di sekitar Candi Borobudur telah banyak dihuni orang. Meskipun tidak menyadari kemegahan dan pentingnya Borobudur. Para penduduk disekitarnya mengetahui keberadaan stupa berterawang dengan patung-patung Buddha di dalamnya. Mereka menyebutnya 72 pangeran atau ksatria dalam kerangkeng.
Relief Dan Patung
Dinding Bercerita Ribuan Meter. Kemegahan Candi Borobudur tidak tertandingi oleh monumen Buddha manapun di dunia. Dengan adanya deret relief yang jika dijajarkan mencapai panjang 3000 meter. Relief tersebut terdiri atas dua macam. Yaitu Relief naratif yang menampilkan banyak kisah dan Relief dekoratif yang fungsi utamanya sebagai penghias.
Relief naratif terdiri atas 1460 panel ditata menjadi 1 seri dibagian Kamadhatu dan 10 seri di ke empat galeri bagian Rupadhatu. Ke 11 seri relief itu menampilkan kisah-kisah karmavibhangga, Lalitavistara, Jataka/Avadana, dan Gandavyuha. Relief dekoratif jumlahnya 1212 panel. Tidak seperti relief naratif, panel-panel relief dekoratif berdiri sendiri. Beberapa bagian bahkan dianggap tidak cukup indah untuk mendampingi relief-relief naratif.
Tamat Setelah 5 Kilometer. Agar dapat membaca seluruh relief pada bagian Rupadhatu pengunjung harus menempuh perjalanan bolak-balik 4 kali di galeri pertama dan 2 kali di tiga galeri berikutnya. Jika dihitung-hitung pengunjung yang ingin menamatkan kisah di relief ini harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 5 km.
Membuat Relief Borobudur. Pembuat relief Borobudur melibatkan Biarawan, Seniman Ahli, dan Murid yang menjadi pembantu seniman ahli. Para biarawan menentukan kisah yang harus di tampilkan di dinding. Sang seniman membuat gambar dan muridnya membuat pahatahan kasar relief. Sang seniman menghaluskan relief dan menambahkan detail pahatan. Setelah selesai si murid akan mengapurinya sebelum sang seniman memberinya warna.
Memecahkan Rahasia Dinding Bercerita. Butuh waktu puluhan tahun sebelum para ahli mampu membaca dinding-dinding bercerita di Borobudur. Relief jataka yang mengisahkan tentang penitisan Buddha dan Avadana tentang teladan para kesatria berhasil di identifikasi oleh S. F. Oldenburg pada tahun 1885 M. Relief Lalitavistara yang menceritakan kisah hidup Gautama Buddha dikenali oleh C. M. Pleyte pada tahun 1901 M. Relief Gandavyuha yang mengisahkan perjalanan Sudhana mencari kebenaran dikenali oleh N.J. Krom tahun 1917 M dan oleh F.D.K Bosch tahun 1937 M. Relief tersembunyi Karmavibhangga menampilkan kisah sebab dan akibat perbuatan manusia berhasil diidentifikasi oleh S. Levi di tahun 1931 M, 46 tahun setelah ditemukan.
Ratusan Penjaga Borobudur. Ratusan patung ditempatkan di seluruh penjuru Borobudur seakan menjaganya. Patung "penjaga" tersebut terdiri atas patung 504 patung Buddha, 32 patung singa, dan 100 bentuk makara penghias saluran air. Patung Buddha pada relung teras bertingkat jumlahnya 432 buah, 104 buah ditingkat pertama, 104 buah ditingkat kedua, 88 buah di tingkat ketiga, 72 buah di tingkat keempat, dan 64 di tingkat kelima. Dibagian puncak terdapat 72 patung, yaitu 32 di teras melingkar pertama, 24 dan 16 di tingkat berikutnya. Dari ke 504 patung Buddha di Candi Borobudur sebanyak 43 patung di antaranya hilang dan lebih dari 300 patung dalam ke adaan rusak.
Enam Buddha Di Borobudur. Terdapat lima macam patung Buddha di Borobudur. Patung Buddha di empat tingkat pertama teras persegi menghadap ke timur, barat, dan utara. Patung Buddha menghadap Timur disebut Aksobhya, menghadap utara disebut Amoghapasa, menghadap Barat disebut Amithaba, dan menghadap Selatan disebut Ratnasambhhava.
Seluruh patung Buddha pada tingkat kelima teras persegi dan ke-72 stupa berterawang disebut Vairochana. Kelima patung Buddha tersebut memiliki sikap tangan atau mudra yang berbeda. Akshobhya menampilkan sikap Bhumispara mudra, Amoghapasa menampilkan sikap Abhaya mudra, Amithaba memampilkan sikap Dhyana mudra, Ratnasambhava menampilkan sikap Vara mudra, Vairochana di tingkat kelima menampilkan sikap Vitarka mudra, sedangkan Vairochana di tiga teras melingkar menampilkan sikap Dharmacakra mudra.
Candi Borobudur
- Lokasi : Dataran Kedu, Magelang, Jawa Tengah.
- Negara : Indonesia.
- Pembangunan : Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
- Arsitek : Gunadhrma.
- Gaya Arsitektur : Rancangan Bangunan Punden berundak, gabungan candi dan stupa.
- Kontruksi : Terdiri atas fondasi, kaki candi, 5 tingkat teras persegi, 3 tingkat teras melingkar, stupa berterawang, dan stupa induk.
- Tinggi bangunan : 35 meter dari pondasi hingga ke puncak stupa.
- Luas Bangunan : 123 m x 123 m.
- Relief : 1460 panel relief naratif dan 1212 panel relief dekoratif.
- Patung Buddha : 504 patung buddha, 432 di relung teras persegi, 72 di dalam stupa berterawang.
- Stupa berterawang : diameter 3,4 - 3,4 m, tinggi 3,5 - 3,75 m.
- Stupa Induk : Stupa utama dengan diameter 16 m.
Glosarium
- Andesit. Istilah Geografi untuk batuan keras dari letusan gunung merapi, biasa digunakan sebagai bahan bangunan.
- Arca. Patung, terutama dari batu yang dipahat menyerupai bentuk orang atau hewan.
- Candi. Bangunan kuno yang dibangun dari batu, terutama sebagai tempat pemujaan, tempat penyimpanan abu para raja atau pendeta.
- Dinasti. Keturunan Raja-raja yang memerintah, semuanya berasal dari satu keluarga.
- Galeri. Ruang sempit di antara dinding teras bertingkat dan dinding langkan di Candi Borobudur.
- Identifikasi. Menentukan, menetapkan, atau proses mengenali sesuatu.
- Langkan. Serambi, anjungan, atau bagian balkon sebuah bangunan.
- Monumen. Bangunan yang memiliki nilai sejarah yang penting, karena dipelihara dan dilindungi.
- Mudra. Posisi sikap tangan sang buddha.
- Panel. Bagian dari permukaan dinding yang berbentuk persegi, terletak lebih tinggi atau lebih rendah dari permukaan sekitarnya.
- Relief. Gambar timbul pada candi.
- Stupa. Bangunan dari batu berbentuk genta, tempat penyimpanan benda-benda suci Sang Buddha.
- Teras. Landasan yang lebih tinggi dari pada permukaan tanah di sekitarnya.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Sopan Dan Sesuai Artikel. Jangan Memasukan Link Aktif Dalam Komentar. Untuk Info Lebih Lanjut Kirim Email Anda Ke fellymasbroh@gmail.com