Gus Dur "Naifnya Orang Suci"

Kisah-Kisah Inspirasi—Gus Dur "Naifnya Orang Suci. Kenapa saat ini orang suci begitu Naif? Kalangan mereka lebih baik menjauh dari pada mendekati, lebih baik tidak kenal, dari pada mengenal, lebih baik empati dari pada simpati.

Kisah-Kisah Inspirasi
Gus Dur 

Gus Dur, aku kini tahu mengapa dulu engkau suka bergelantungan di bis kota, di jalanan banyak hal tentang kehidupan, tentang betapa berharganya uang 500 perak, tentang manusia yang tidak seberuntung kita, atau tentang hidup singkat yang naif dengan cita-cita.

Gus, memandang mereka mengingatkanku pada dirimu. Mereka yang terlahir sejak kecil terbuang dijalanan, mengais koin sisa untuk makan dan dewasa kadang menjadi pecandu, pencopet dan menjual diri dipinggir kali. Kehidupan yang tidak seberuntung kaum suci beriman.

Gus, aku melihat ditengah larut malam ini anak kecil yg memegang gitar kecil bersuara usang, sendiri menunggu bis di trotoar. Sedang temannya menari bergelantungan dengan jualan remeh temeh dengan penuh sayu mengais rezeki tuhan.

Gus, memandang itu aku merindumu. Benar-benar merindu, entah mengapa ingatanku tertuju padamu. Hingga sok-sok an aku haru biru. Karena kubaca engkau orang yg sangat peduli dengan mereka, mengayomi dengan penuh dekap kasih. Hingga kala engkau pergi abadi, manusia yg sering disebut hina itu juga turut menangis meratapi.

Gus, engkau ini ulama model apa kok manusia jalanan itu menangisi kematianmu. Harusnya mereka bersuka cita karena pengganggu kehidupannya telah tiada.

Gus, engkau ini ulama harusnya bergumul hanya dengan orang suci yang sejak kecil hidup beruntung disekolahkan bahkan dipondokkan, setelah dewasapun ikut majelis pengajian. Mengapa engkau mengasihi dan tidak melaknati orang tak beruntung itu yg kerap distempel hina.

Gus, engkau kyai mengapa masih gayeng dengan orang yang tidak sholat bahkan maksiat, bukankah kesucian itu harus menghardik kemaksiatan, apakah engkau buta mata hati seperti kata manusia suci itu.

Gus, siapakah yang engkau tiru sebenarnya. Apakah engkau meniru idolamu yg menyuapi yahudi buta pencacinya, yang menggendong pulang anak yatim papa di hari raya, manusia agung yg membesuk orang yg telah melemparinya dengan kotoran.

Gus, kalau dicaci maki mbok jangan diam saja, aku gerah mendengar ocehan kaum suci, yg melokalisir surga hanya di majelis langitnya saja. Katakan padanya bahwa dalam sepi engkau menangis memohon keselamatan orang-orang yg papa, bahwa engkau meniru baginda Mustofa yg sangat kasih pada manusia dan sangat mengharapakan keselamatan bagi umatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Jenis Kuliner Di Cimahi

Perbedaan Agama Wahyu Dan Bukan Wahyu

Cara Menghilangkan Kerutan Di Wajah