Asal Muasal Manusia

Buku - Asal Muasal Manusia. Terdapat dua pendapat yang menggolongkan asal muasal dari kejadian manusia. Golongan yang pertama, golongan ini berpendapat bahwa Nabi Adam itu bukan manusia yang pertama. Sedangkan golongan yang kedua ini menetapkan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang Allah jadikan dengan kekuasaannya, bukan terjadi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Dan sebelum Nabi Adam tidak ada makhluk yang dinamakan " Manusia ".

Asal Muasal Manusia
Pendapat Beberapa Golongan Yang Menyatakan Asal Muasal Manusia 

Golongan yang Pertama : Menurut pendapat Darwin.

Dengan tegas dan dengan beberapa alasan, Darwin menetapkan bahwa asal muasal manusia dari semua benda yang ada di alam ini asalnya satu, dari satu jenis.

Beribu - ribu tahun sesudah itu, dengan berangsur- angsur, dan dengan beberapa sebab serta keadaan dari luar, maka terjadilah tumbuh- tumbuhan, logam, binatang dan lain - lainya.  Binatang- binatang semua asalnya hidup berkumpul menjadi satu dan di satu tempat. Terus menerus demikian, sehingga jadi lebih banyak dan kekurangan tempat. Lantaran itu, terpaksa binatang- binatang itu bercerai - berai, mencari tempat sendiri- sendiri. Lantaran pindahan ini, mereka merasai pula bermacam- macam udara dan keadaan, sehingga terjadi beberapa macam binatang dengan bermacam- macam rupa dan kelakuan.

Ada yang jadi singa, harimau, kambing, lembu, burung dan lain - lain. Juga binatang yang biasa dinamakan " kera " timbul dari situ. Maka dengan kemajuan yang berturut- turut ( evolusi ). dari " kera " ini terjadilah satu binatang yang paling sempurna dan sopan, yaitu " Manusia ". Walhasil, manusia terjadi dari kera.

Demikianlah keringkasan pendapat Darwin. Bagi yang mau tahu lebih lanjut, kami persilahkan supaya memeriksa karangan Darwin tentang " Asal Manusia " yang berbahasa inggris namanya " The Descent of Man and Selection In Relation to See " dan bahasa belandanya " De Afotammeling Van den Mensch "

Dengan memperhatikan pendapat ( teori ) Darwin ini, nyata bahwa Nabi Adam tidak dijadikan oleh Allah dengan begitu saja, yakni sekali jadi, tetapi Nabi Adam itu terjadi dari bakal - bakal yang sudah ada di dunia ini. Oleh karena itu bukanlah dia manusia yang  " Pertama " sekali, hanya dia satu kejadian yang baru. Jadi sebelum Nabi Adam, ada lagi makhluk yang lain.

Allah berfirman yang artinya sebagai berikut:

" Dan ( ingatlah ) tatkala Tuhanmu berkata kepada malaikat: Sesungguhnya aku hendak jadikan di muka bumi ini seorang khalifah. Maka Malaikat bertanya " Apakah engkau mau jadikan padanya orang yang berbuat bencana padanya dan akan menumpahkan darah? " Surat Al Baqarah 30. Dalam ayat ini, ada perkataan " khalifah " artinya: " " Pengganti ". Tiap- tiap yang dinamakan " pengganti " itu, mesti ada siapa- siapa yang dia gantikan. Siapakah yang dia gantikan itu ? Tidak lain, melainkan bangsanya sendiri ( Adam ) juga, sebab waktu Tuhan berkata demikian, Malaikat bertanya " apakah engkau mau jadikan di bumi ini orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah ? " Maka dari manakah Malaikat bisa bertanya atau berkata demikian, jika sebelum Nabi Adam tidak ada contoh atau sesuatu kejadian yang membayangkan kepada Malaikat, sedangkan yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah itu biasanya Manusia. Bukankah dengan ini berarti, bahwa yang Allah maksudkan " Pengganti " ( khalifah ) itu, adalah " Pengganti manusia sebelum Nabi Adam "

Perkataan " khalifah " yang Allah ucapkan kepada Malaikat itu sesuai atau sama saja dengan firmannya, sesudah dia binasakan beberapa negeri.

" Kemudian kami jadikan kamu " khalifah " di bumi sesudah mereka itu.... " Surat Yunus 14. Perkataan " khalifah " ini juga berarti: Pengganti, yakni pengganti manusia yang dulunya Allah binasakan.

Dari keterangan tersebut, kelihatan sama pendapat Darwin dengan kemauan agama kita, yakni Nabi Adam bukan Manusia yang pertama kali.

Golongan yang Kedua : Menurut Pandangan dalam ayat Al Quran
Alasannya dari beberapa ayat Al Quran dan Hadis, dengan membantah pendapat " Teori Darwin " dan ayat " yang dibawa dalam golongan pertama "

Pendapat Darwin yang dikemukakan oleh golongan pertama itu, belum dapat diakui kebenarannya, lantaran sebagai berikut:

  1. Apa yang dia terangkan itu, satu hal yang dia sendiri tidak tahu, hanya dia tetapkan dengan jalan fikiran dan khiasan saja. Sedangkan cara demikian ini, boleh jadi benar, boleh jadi salah. Alhasil pendapatnya itu bukan satu pendapat yang " yaqieniyi " ( yang yakin ), akan tetapi " dhannieyi " ( sangka- sangka ).
  2. Pendapat Darwin ini, belum ijma ahli pengetahuan menerimanya, malah ada yang membantahnya.  Salah seorang dari antara pembantah- pembantah itu adalah: Sir Ambrose Flenning, seorang inggris yang ahli dalam ilmu electris. Pembantahan ini juga bukan tanpa alasan, karena menurutnya sekiranya benar Teori Darwin ini, mengapa lama kelamaan manusia bisa menjadi pandai dan mengalami kemajuan. Sedangkan kera tidak demikian, malah dapat dikatakan kera bertambah lama, bertambah bodoh ? Dan dia berkata pula " Ilmu Manusia ( Antrophologie ) tidak dapat mengakui bahwa semangat manusia dengan kera itu  " sama ". Oleh karena itu, tidak dapat kita terima manusia terjadi dari evolusi binatang " Akhirnya dia tetapkan, bahwa manusia ini dijadikan oleh satu pencipta.
  3. Bukan ini saja pendapat Darwin yang di bantah atau tidak cocok tetapi masih banyak lagi. Bagi yang hendak mengetahui kesalahan- kesalahan pendapatnya, kami persilahkan memeriksa buku karangannya yang berjudul " Gemudsaan- Duningen ". Dalam judul ini, ada beberapa pendapat Darwin yang disalahkan oleh penyalinannya, yaitu Dr. H. Hartogh, padahal apa yang diterangkan oleh Darwin itu dapat diperiksa dan disaksikan, pendapatnya sudah salah, jadi tidak jauh, jika pendapatnya yang menetapkan " Manusia dari Kera " yang sama sekali tidak dapat dibuktikan itu, tidak bisa diterima benarnya oleh beberapa ahli pengetahuan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

12 Jenis Kuliner Di Cimahi

Cara Menghilangkan Kerutan Di Wajah

Perbedaan Agama Wahyu Dan Bukan Wahyu